JAKARTA– Waktu dua tahun dinilai tepat bagi partai politik (parpol) untuk mulai mengenalkan ke publik figur-figur yang dinilai potensial menjadi calon presiden (capres).

Karena itu, parpol sudah saatnya menyaring rekam jejak dan integritas para calon.“Harusnya mulai dijaring dari sekarang. Kalau tidak justru menurut saya telat buat publik mengenalnya,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta kemarin. Menurut Lukman, bangsa ini sebenarnya tidak kekurangan figur yang punya integritas dan kapabilitas. Dia lalu menyebut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan akademisi muda Anies Baswedan.

Namun, dalam demokrasi di mana pemilih menggunakan hak pilihnya secara langsung, elektabilitas figur menjadi penting. “Nah, untuk mengukur elektabilitas itu awalnya adalah populer dulu.Tapi agar pemilihan pemimpin juga tidak hanya mengacu pada elektabilitas, publik perlu juga mengetahui kapasitas dan kapabilitas serta integritasnya.

Makanya harus mulai dari sekarang agar waktunya lebih panjang, baik bagi figur itu sendiri maupun bagi publik,”jelasnya. PPP, kata dia, sejak mukernas di Lirboyo Februari lalu telah mulai menyerap aspirasi daerah-daerah dalam hal ini DPW dan DPC untuk mengusulkan nama-nama capres dan calon wakil presiden (cawapres). Bahkan, kata dia, Halaqah Ulama Nasional telah merumuskan kriteria pemimpin nasional yang dijadikan tolok ukur dalam mengusulkan nama-nama tersebut.

“PPP membuka diri,DPW dan DPC diberi kebebasan untuk itu.Kelak di akhir 2013 PPP akan mengadakan rakernas untuk membahas usulanusulan tersebut untuk ditetapkan secara resmi,”jelasnya. Wakil Ketua MPR itu melanjutkan, untuk figur yang mulai berkembang di PPP selain Mahfud dan Anies adalah mantan Wapres Jusuf Kalla serta Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali. Nama Mahfud MD bahkan telah men-dapat restu dari para kiai sepuh di Jawa Timur.

Dalam pertemuan para kiai di Tebuireng beberapa waktu lalu,mereka telah sepakat akan mendorong Ketua MK itu menjadi pemimpin pada 2014. Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan mengungkapkan,langkah untuk mengenalkan figur capres sudah dilakukan PAN dengan menetapkan Hatta Rajasa.Menko Perekonomian itu menjadi satu-satunya figur yang akan diperjuangkan dalam Pilpres 2014 nanti.

Saat ini bahkan, kata dia, PAN melakukan sosialisasi pencapresan Hatta di luar kader atau basis PAN.Sebab,di tingkatan pengurus dan kader semua sudah bulat dan ikut bahu-membahu menyosialisasikan Hatta.“Pengurus dan kader di desa-desa sudah bekerja untuk upaya meningkatkan suara PAN minimal dua digit dalam pemilu dan mengenalkan figur Pak Hatta sebagai capres,” ungkapnya. Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengungkapkan, penjaringan figur capres memang perlu agar memberikan ruang bagi semua anak terbaik bangsa.

Namun, menjaring capres yang benar-benar memiliki basis massa kuat tetap menjadi penekanan. Karena itu, partainya tak mau terpancing mendukung figur-figur elitis yang tak pernah turun dan tak dikenal di akar rumput. “Capres yang akan kita dukung adalah yang punya massa akar rumput dan basis masa yang konkret. Kalau tak punya basis massa di akar rumput, keinginan menjadi capres atau cawapres ibarat memimpin di siang bolong,”ujarnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskrido Ambardi (Dodi) mengatakan, idealnya dua partai besar yang belum menentukan capres, yakni Demokrat dan PDIP, mulai menjaring dan memunculkan figur baru untuk dikenalkan ke publik. “Menurut saya masih sangat terbuka munculnya figur alternatif selama Partai Demokrat danPDIPbelummenetapkancapres dan cawapresnya.Tapi harus mulai dari sekarang agar publik mengenalnya,”kata dia.

Selain dari dua parpol besar itu, jajaran parpol menengah pun berpotensi mengubah konstelasi pencapresan. Menurut Dodi, ada tiga skenario yang mungkin terjadi mengenai konstelasi capres yang akan bertarung pada Pilpres 2014. Pertama, sebagian besar figur yang bertarung adalah muka-muka lama. Kedua, ada kombinasi tokoh tua dan tokoh muda, di antaranya figur baru dari parpol yang mulai menonjol pada 2013.

Skenario ketiga adalah munculnya figur baru nonparpol yang didukung oleh parpol. Sebagaimana diketahui, saat ini muncul figur-figur kompeten dan memiliki jaringan luas seperti Mahfud MD,Anas Urbaningrum, Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa. Mereka juga mulai berkiprah di dunia publik. rahmat sahid

Sunday, 03 June 2012

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/500139/