Jakarta - Wakil ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Lukman Hakim Saifuddin mengatakan meskipun partainya hanya mendapatkan elektabilitas sebesar 2,4 persen dalam survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ) namun pihaknya tak terlalu menghiraukan hasil tersebut.
"Survei-survei sekarang banyak sekali, kami menghormati, tapi PPP tidak terlalu hirau dengan hasil survey karena kita tahu lembaga survey menjamur. Kita tidak tahu metodologi yang digunakan, penyandang dananya dan motifnya. PPP lebih memilih fokus untuk konsolidasi ke bawah, sambil menambah solidaritas partai di daerah," katanya seusai diskusi bertajuk 'Parpol: Dari, Oleh dan untuk (Si)apa?' di Megawati Institute, Jakarta Pusat, Rabu (20/2).
Lukman menambahkan, PPP sendiri memiliki pengalaman dimana survey yang satu dengan yang lain hasilnya jauh dengan rentang waktu yang berdekatan. Pihaknya juga memaparkan, PPP sudah melakukan survei internal yang tidak dikonsumsi publik.
"Kita fokus pada isu-isu apa yang ada di masyarakat, survei itu juga lebih pada kepentingan internal, dan bagaimana kita memberikan apa yang dibutuhkan rakyat," imbuhnya.
Untuk calon presiden (capres) yang akan diusung, hingga saat ini PPP, sedang memonitor nama-nama tokoh yang berasal dari parpol dan nama-nama tokoh non parpol.
"Non parpol seperti Mahfdud MD, Anies Baswedan, dan Jusuf Kalla, itu akan kami monitor terus dengan mendengar suara-suara di daerah dan suara pengurus. Capres nanti kita sampaikan diforum nasional yang akan kita adakah diakhir 2013 atau awal 2014. Kita juga tunggu UU Pilpres dulu apakah ada ketentuan Presidential Treshold (Pres-T) atau tidak," imbuhnya.
Terkait besaran Presidential Treshold, PPP berharap hal itu ditiadakan karena tidak ada relevansinya dimana pileg dijadikan dasar untuk pasangan capres dan cawapres.
Menurutnya, dalam UUD'45 dasar parpol yang berhak mengusung capres dan cawapres adalah parpol peserta pemilu tanpa batas minimal.
Penulis: WIN/FER
Rabu, 20 Februari 2013 | 17:45
Sumber:Suara Pembaruan