Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakim Saifuddin meminta semua pengurus partai berlambang Kabah itu untuk tidak mempertontonkan sengketa di ruang publik. Apalagi saat ini sejumlah kader, mulai dari tingkat ranting, anak cabang sampai calon anggota legislatif tengah bersusah payah mengawal perolehan suara PPP.
"Saya mengajak kepada segenap pengurus PPP untuk berempati kepada mereka dengan memberikan dukungan semaksimal mungkin, bukan justru mempertontonkan sengketa di ruang publik," kata Lukman saat berbincang dengan detik Senin (14/4/2014).
Perbedaan pendapat di antara pengurus, menurut dia, adalah sesuatu yang wajar. Namun, mestinya bisa diselesaikan secara beradab di sebuah forum permusyawaratan partai secara konstitusional. Lukman meminta semua pengurus partai bisa melihat kepentingan yang lebih luas.
"Saling menjatuhkan sanksi dengan melengserkan ketua umum atau memecat pengurus DPW bukan jalan menuju Islah," kata Lukman.
Prahara di tubuh PPP dipicu oleh tindakan sang Ketua Umum, Suryadharma Ali yang menghadiri kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Ahad (23/3/2014) lalu. Di hadapan ribuan anggota dan simpatisan Partai Gerindra Suryadharma yang mengenakan jas berwarna hijau dengan logo PPP memuji Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Gerindra telah memutuskan calon pemimpin yang tepat. Saya makin jatuh cinta pada Pak Prabowo! Satu presiden untuk Indonesia Raya, presiden untuk kaum papa, untuk wong cilik, untuk nelayan, dan satu yang tak bisa dilupakan adalah presiden para kiai," begitu kata Suryadharma yang diberi waktu pidato singkat di hadapan Prabowo dan ribuan simpatisan Gerindra pada waktu itu.
Ahad (13/4/2014) kemarin 26 Dewan Pengurus Wilayah PPP berkumpul di Hotel Lor In Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Mereka mengusulkan agar DPP memberikan sanksi kepada Suryadharma karena dianggap melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PPP.
Senin, 14/04/2014 15:58 WIB
ERWIN DARIYANTO - detikNews
Waketum PPP: Melengserkan Ketua Umum Bukan Jalan Menuju Islah
- Written by: Redaktur
