Serang, CNN Indonesia -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku tak ingin lagi menduduki kursi menteri di Kabinet Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.
Lukman menyebut dirinya sudah lebih dari cukup menjabat sebagai menteri agama pada periode pertama Jokowi memerintah, sejak 2014 hingga saat ini.
"Tidak (tidak mau jadi menteri) saya sudah merasa lebih dari cukup," kata Lukman ditemui di Hotel Le Dien usai menghadiri acara pembukaan Musyawarah Nasional Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Serang, Banten, Jumat (19/7).
Dia juga menolak jika dirinya akan diajukan kembali sebagai menteri oleh PPP kepada Jokowi untuk periode pemerintahan selanjutnya. Dia bahkan menolak dengan tegas soal kemungkinan dirinya akan diajukan lagi sebagai salah satu menteri Jokowi.
"Tidak, iya cukup," kata Lukman tegas.
Menurut Lukman, saat ini akan lebih baik jika kader lain yang mendapat tawaran posisi tersebut. Katanya, banyak kader di PPP yang pantas dan lebih mumpuni mendapat posisi sebagai menteri.
"Di PPP masih lebih banyak yang pantas yang lebih mumpuni yang lebih memiliki kepatutan dan kepantasan untuk duduki jabatan-jabatan itu. Kalau saya, sudah sudah. Cukup, cukup," katanya.
Soal kabinet kementerian Jokowi periode 2019-2024 memang menjadi perbincangan menarik saat ini. Jokowi sendiri mengaku sudah menyusun komposisi menteri untuk kabinet periode 2019-2024. Jokowi menyebut akan secepatnya mengumumkan formasi Kabinet Indonesia Kerja jilid II tersebut.
"Sudah, sudah (menyusun kabinet), secepatnya (diumumkan)," kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (12/7).
Jokowi hingga saat ini belum mau bicara terbuka soal komposisi para menterinya. Ia hanya menyatakan formasi kabinetnya diisi dari kalangan partai dan profesional.
"Kira-kira 60 (partai):40 (profesional) atau 50:50. Kira-kira itu," ujarnya.
Jokowi menambahkan bakal ada sosok anak muda dalam kabinet periode kedua 2019-2024. Ia mengaku sudah meminta partai politik pendukung menyetorkan kader mudanya masing-masing untuk menjadi menteri.
"Saya minta dari partai juga ada (kader) yang muda. Ada dari profesional juga (yang tergolong muda untuk menjadi menteri)," kata Jokowi.